Pengantar Saja

Kalau kamu tidak lebih baik daripada saya lebih baik kamu tidak usah lahir, dan saya tidak usah mati!....read more

Mengapa harus menulis?

apakah ketika kita menulis harus memiliki sebuah literature. Ide itu seringkali muncul, namun tidak dapat menuliskannya dan berhenti hanya di satu paragraf.....read more

Negara yang Beragama atau Manusia yang Beragama?

Ada Suatu kaum yang hidup tenang, tentram dan harmonis di antara warganya. Pola hidup mereka sangat sederhana atau bisa dikatakan masih primitif, tapi itu tidak penting....read more

Mereka tak Merasakan Bahagia?

apakah benar burung di langit yang bebas terbang kemana pun juga dapat merasakan bahagia?read more


.:: SELAMAT DATANG DI BLOG GENCAR ::.

Pengetahuan Membedakan Nilai Batu dan Kue, Begitu Juga Potensi Seseorang

Minggu, 27 April 2014
Tahun 1959, seorang geolog kebangsaan Jepang, Yuka, berangkat ke Afrika Selatan bersama para ilmuwan lintas negara untuk mencari emas dan batu mulia. Setiap hari Yuka bekerja dari pukul 5:00 sampai 22:00. Sepuluh hari berlalu, pencarian menyibukkan Orang-orang pintar ini, namun tak ada yang di dapat melainkan pasir yang becampur keringat mengotori baju keilmuan mereka. Suatu hari Yuka merasa lelah dan frustrasi.Ia memutuskan untuk menyerah dan kembali ke hotel, tak seperti biasanya karena jam 22:00 masih 5 jam lagi.

Uni Soviet Siap Terlahir kembali

Selasa, 04 Maret 2014
Saya kira ini adalah guyonan dunia internasional. Rusia bermimpi ingin membangun kembali masa jayanya, "Reinkarnasi Uni Soviet". Jelas hal ini membuat Gedung Putih menjadi gerah. sudah lama USA tak tertandingi untuk bidang apa pun terutama soal Pasang Muka di Dunia internasional. Mencari Lawan yang sepadan tak selembek pembalut wanita, dan mereka menemukan negara2 Islam.

MARI BERBICARA TENTANG MASA (DI) DEPAN*

Senin, 20 Januari 2014
Ada benarnya juga kata-kata bapak itu. Banyak kaum bijak yang menyatakan diri seorang enterpreneur berkampanye dengan tagline: Kita harus kaya, beranilah untuk menjadi kaya. Namun bapak yang mulai menua itu berpikir lain, "Jangan takut miskin nak!!", katanya.

Kurang ajar sekali Pak Karni ini -ya kami memanggilnya demikian- dunia psikologi menganjurkan untuk menghindari pemakaian kata-kata negatif, seperti -jangan begitu, tidak boleh begitu dll-  dalam mengajak seseorang, terlebih untuk perbuatan baik. Kenapa harus milih kata "jangan", si tua berkacamata yang mulai ubanan ini.

Awalnya saya hanya berjalan-jalan menyusuri lingkungan yang tiap hari entah berapa ribu kali saya lewati, bisa juga tak terhitung berapa kali saya meludah di situ guna menetralisir rongga mulut yang mengasam gara-gara sikat gigi lupa minum. Keluar dari penatnya kamar, bosan dengan ruang sempit dimana 60% dari hidup tiga tahun kebelakang saya habiskan. Mencemaskan apa gerangan yang akan terjadi sepuluh tahun kedepan, di usia 30 th, 40 th dan seterusnya. Sampai akhirnya menemui bapak tua

Nuansa Politik Desa Saya, Sebaiknya Anda Tahu.

Minggu, 19 Januari 2014
Adik perempuan saya yang kini beranjak remaja mengirim pesan singkat di hp.

"Mas yang jadi cewek..."
"masa'? calon yang mana tuh?", timpal saya pura2 tertarik.
"iya, no.3 teman ibu yang gak ngeluarin duit sama sekali itu loh", dengan polosnya.
"wah bagus donk, kamu juga milih dia kan?"
"iya donk, kita sekeluarga milih dia, walaupun dapet duit 100ribuan per dari calon no.2 hehehe".
" :)", saya mengakhiri.

Remaja yang selalu ingin terlihat update ini selalu mengabari berita-berita yang dia anggap baru dan menarik ke HP saya. Dasar Remaja!!!

Sebenarnya dialog kita panjang, sengaja saya ringkas dan hal-hal penting saja yang saya tunjukkan.

Desa kami baru saja melewati perayaan demokrasi, orang-orang pintar menyingkatnya Pilkades. Tiga orang memberanikan diri untuk mencalonkan kades. Calon nomor satu adalah incumbent, nomor dua adalah teman saya yang masih sangat muda kira-kira 4 tahun di bawah saya, muda sekali kan??... Dan yang terakhir, nomor tiga adalah satu-satunya perempuan, juga satu-satunya calon yang tak punya kesiapan sama sekali dalam hal finansial. Tapi untuk urusan mental dia jauh lebih bersih. Ya..!!! ini memang pendapat subjektif saya.

Dalam edisi kali ini, saya malah tertarik membicarakan calon nomor urut dua.

Sebuah Cerita Tentang Ngorok

Kamis, 31 Oktober 2013
Sebenarnya ini hal yang sepele tapi sangat mengganggu pikiran.

Dulu, dulu sekali. Saya adalah seorang nomaden (berpindah tempat, walaupun punya kost), bisa dikatakan seorang petualang. Menjelajah dari tempat teman ke tempat teman lain, tidur dari kost satu ke kost yang lain dan alhamdulillah kesemua kost yang pernah saya singgahi tidak ada kost cewek, tak sekali pun.

Perlu diketahui, hal itu saya lakukan karena kebetulan sedang dapat amanah dari teman-teman sejawat yang mengharuskan untuk menggenjot jiwa ke-silaturahim-an saya, agar maksimal dalam menjalankan amanah tersebut (emang iya?), anggap saja begitu.

Di dalam petualangan yang gak jelas, namun berladaskan misi mulia itu (silaturahmi), saya menjumpai berbagai kebiasaan-kebiasaan aneh saat tidur teman-teman yang mungkin tak semua orang tahu. Ada yang jorok, bikin aib, lucu, normal, (sok) imut, gagah dan bahkan ada yang lebih terlihat cakep dari tampang sebenarnya, tapi jarang banget, sebagai kaum Gentle saya harus mengakuinya, tapi saya normal kok.

Skripsi, Tesis dan Disertasi [Sebuah Metodologi Penelitian]

Jumat, 27 September 2013
Dalam tradisi keilmuan di perguruan tinggi [universitas, sekolah tinggi, akademi, insitut] -sebut saja di Indonesia, gelar intelektual kesarjanaan [Sarjana, Magister, Doktor] bertolak pada evaluasi akhir perkuliahan dalam penyusunan laporan ilmiah. Laporan ilmiah merupakan tugas akhir akademik, saat mahasiswa melakukan penyusunan pengetahuan secara metodologis. Tugas akhir ini jamak disebut sebagai penelitian, baik dalam bentuknya skripsi untuk tingkat strata 1, tesis untuk strata 2, dan disertasi untuk strata 3. Menjadi penting, mengetahui apa makna pada masing-masing bentuk penelitian itu. Ini nantinya, bagaimana kapasitas dan/atau kemampuan intelektualitas keilmuan sejalan makna dibalik tugas akhir untuk menyandang gelar keilmuan tersebut.

Skripsi -termasuk juga Tesis dan Disertasi mengedepankan tradisi metodologis menyusun pengetahuan sehingga nantinya tidak menjadi sebatas pengetahuan. Jika ketiganya adalah sama sebagai penelitian, lalu apa bergenginya masing-masing dari gelar yang di peroleh dari masing-masing bentuk tugas akhir penelitian itu. Idealnya memang, bukan berhenti untuk menjawab tujuan dari penulisan untuk peroleh gelar sarjana, magister, maupun doktor. Melainkan tanggung jawab inteletual akademis dalam proses ber-Skripsi, ber-Tesis dan ber-Disertasi . . . 

Selanjutnya, kami akan menyusun kerangka wacana masing-masing dari Sripsi, Tesis dan Disertasi . . .

[Bersambung]

tulisan lain dari penulis dapat di baca disini

LOGIKA BINER

Sabtu, 21 September 2013
Gambaran sederhana logika biner adalah satu ketegasan simbolis akan benar yang di operasionalkan dengan 1 dan salah dengan operasional 0. Logika biner akan dapat berkerja dengan baik untuk operasi logis yang tegas., seperti apakah dia laki-laki? tanda yang tegas bagi laki-laki dan perempuan akan menegaskan pula jawaban logis biner, yaitu 1 atau 0. akan menjadi lain ceritanya jika sesuatu yang di logikakan adalah sesuatu yang tidak tegas, sehingga dapat meemungkinkan jawaban 1 dan 0 sekaligus. 

Malam itu kami [penulis] dengan beberapa teman duduk di pinggiran kali ketabang Surabaya, membicarakan