Pengantar Saja

Kalau kamu tidak lebih baik daripada saya lebih baik kamu tidak usah lahir, dan saya tidak usah mati!....read more

Mengapa harus menulis?

apakah ketika kita menulis harus memiliki sebuah literature. Ide itu seringkali muncul, namun tidak dapat menuliskannya dan berhenti hanya di satu paragraf.....read more

Negara yang Beragama atau Manusia yang Beragama?

Ada Suatu kaum yang hidup tenang, tentram dan harmonis di antara warganya. Pola hidup mereka sangat sederhana atau bisa dikatakan masih primitif, tapi itu tidak penting....read more

Mereka tak Merasakan Bahagia?

apakah benar burung di langit yang bebas terbang kemana pun juga dapat merasakan bahagia?read more


.:: SELAMAT DATANG DI BLOG GENCAR ::.

Retorika Kematian

Jumat, 30 Agustus 2013
Kemana perginya nyawa ketika kematian datang? Kemana perginya kehidupan, setelah jasad terbujur sendiri?. Pertanyaan ini ketika aku duduk di pemakaman leluhur genetisku (buyut) yang beberapa waktu lalu, katakanlah meninggal. Entah kenapa, ada kesedihan disana, atau ini sebatas pada ketakutanku bahwa semakin dekatnya kematian datang pada generasi selanjutnya.

Kematian adalah hak dan tingkah polah dalam diri manusia sendiri. ketika tubuh telah tidak mampu menyokong kehidupan, maka perlahan kehidupan akan pergi. Nyawa sebagai pengangkut kehidupan-pun perlahan akan lenyap. Kehidupan adalah ketika daya hidup itu bersemayam dalam wujud jasad, namun ketika wujud jasad telah tidak mampu menanggung daya hidup, maka daya hidup akan kembali pada asalnya “hidup”. Inilah masdarnya “inna lillahi wa inna ilaihi roijiuun”.

juga di posting melalui gwMedia [15/10/2012]

0 comments:

Posting Komentar