Tahun 1998 menjadi saksi bagi tragedi perekonomian
bangsa. Keadaannya berlangsung sangat tragis dan tercatat sebagai periode
paling suram dalam sejarah perekonomian Indonesia.
Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun tangan sejak
Oktober 1997, namun terbukti tidak bisa segera memperbaiki stabilitas ekonomi
dan rupiah. Bahkan situasi seperti lepas kendali, bagai layang-layang yang
putus talinya. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah
di Asia Tenggara........
Dari total utang luar negeri per Maret 1998 yang mencapai 138 milyar dollar AS, sekitar 72,5 milyar dollar AS adalah utang swasta yang dua pertiganya jangka pendek, di mana sekitar 20 milyar dollar AS akan jatuh tempo dalam tahun 1998. Sementara pada saat itu cadangan devisa tinggal sekitar 14,44 milyar dollar AS.
Sebelumnya, Kurs rupiah pada tahun 1996 masih bergerak
antara Rp 4.000 - Rp 5.000 per dollar AS.
Terpuruknya kepercayaan ke titik nol
membuat rupiah yang ditutup pada level Rp 4.850/dollar AS pada tahun 1997,
meluncur dengan cepat ke level sekitar Rp 17.000/dollar AS pada 22 Januari
1998, atau terdepresiasi lebih dari 80 persen sejak mata uang tersebut
diambangkan 14 Agustus 1997.
Puluhan, bahkan ratusan perusahaan, mulai dari skala
kecil hingga konglomerat, bertumbangan. Sekitar 70 persen lebih perusahaan
bangkrut.
Sektor yang paling terpukul terutama adalah sektor
konstruksi, manufaktur, dan perbankan, sehingga melahirkan gelombang besar
pemutusan hubungan kerja (PHK). Pengangguran melonjak ke level yang belum
pernah terjadi sejak akhir 1960-an, yakni sekitar 20 juta orang atau 20 persen
lebih dari angkatan kerja.
0 comments:
Posting Komentar